Senin, 19 Januari 2009

Minggu, 18 Januari 2009

PeRkEmBaNgAn KeMpO SeTeLah PeRaNg DuNIa II


Shorinji Kempo baru bangkit kembali di Jepang setelah usainya Perang Dunia II. Dalam waktu yang relatif singkat seni bela diri ini menyebar luas, bukan saja di Jepang tetapi diseluruh dunia.

Seorang pemuda Jepang yang bernama SO DOSHIN dikirim ke Cina dalam pasukan ekspedisi tentara Jepang ke Manchuria pada tahun 1928. Tetapi ia tidak sepaham dengan cara-cara penjajahan Jepang, kemudian melarikan diri dari induk pasukannya dan mengembara di daratan Cina. Dalam pengembaraannya ia bertemu dengan pendeta Budha dan akhirnya ia dibawa ke kuil Siaw Liem Sie, yang sudah diperbaiki oleh penerus-penerus Dharma Taishi.

Di kuil ini Sho Dosin mempelajari ilmu Shorinji Kempo langsung dibawah asuhan Mahaguru (silang) ke-20 yaitu WEN TAY SUN. Karena kesetiaannya dan penguasaannya yang sempurna terhadap Shorinji Kempo, maka So DosHin diberi penghargaan tertinggi menjadi Maha Guru ke - 21 dan ia memperoleh ijin untuk meninggalkan kuil Shorinji untuk meneruskan ajarannya di daratan Jepang.

Tahun 1945, Sho Dosin kembali ke Jepang dan membuka DOJO (tempat latihan) tersendiri. Ia memilih kota TODATSU, yang terletak di propinsi Kagawa di pulau Shikoku, yang kemudian terkenal sebagia pusat Shorinji Kempo.

Banyak sekali yang datang ke DOJOnya untuk menjadimurid di sana, bukan saja dari daerah sekitarnya tetapi juga dari daerah-daerah lainnya, bahkan dari luar Jepang (terutama mahasiswa asing yang belajar di Jepang).

So Doshin menggembleng murid-muridnya dengan disiplin yang keras seperti yang dialaminya sendiri. Namun di balik penggemlengan fisik dan mental itu, Guru Besar Shorinji Kempo ini tetap menempatkan seni beladiri ini sebagia pengayom hati dan jiwa dengan penuh rasa damai dan welas asih bagi para pengikutnya.

Sebab itulah lambang organisasi Shorinji Kempo menggunakan lambang agama Budha, yaitu "Manji" , semacam tanda swastika yang berputar ke kiri, yang berarti "kasih sayang dan kekuatan" yang sesuai dengan doktrin Shorinji.

FaLsAfaH KeMpO

Karena seni bela diri kempo waktu itu menjadi sebagian dari latihan bagi para calon Bikshu, dengan sendirinya ilmu itu harus mempunyai dasar falsafah yang kuat.
Dengan dilandasi agama Budha, yaitu membunuh dan menyakiti, maka semua KENSHI (pemain Kempo) dilarang menyerang terlebih dahulu sebelum diserang.
Hal ini menjadi doktrin Kempo, bahwa "perangilah dirimu sendiri seblum memerangi orang lain". Berdasarkan doktrin ini mempengaruhi pula susunan beladiri ini, sehingga gerakan teknik selalu dimulai dengan mengelak/menangkis serangan dahulu, baru kemudian membalas.
Selanjutnya disesuaikan menurut kebutuhan yakni menurut keadaan serangan lawan.
Dharma selalu mengajarkan bahwa disamping dilarang menyerang juga tidak selalu setiap serangan dibalas dengan kekerasan.

Sehingga dalam ilmu Kempo itu lahirlah apa yang berbentuk mengelak saja.
Cukup menekukkan bagian-bagian badan lawan, kemudian mengunci dan bila terpaksa barulah dilakukan penghancuran titik-titik lemah lawan, berupa tendangan, sikutan, pukulan dan sebagainya.
Bentuk yang pertama dikenal sebagai JUHO dan yang berikutnya sebagai GOHO.
Setiap kenshi diharuskan menguasai teknik GOHO (keras) dan JUHO (lunak), artinya tidak dibenarkan apabila hanya mementingkan pukulan dan tendangan saja dengan melupakan bantingan dan lipatan-lipatan.

PeNcIpTa ShOrInJi KeMpO

Pada awalnya Shorinji Kempo Diciptakan oleh seorang biksu bernama Dharma Taishi yang berasal dari Baramon (India).
Kira-kira tahun 550 SM ia berkelana ke daratan China dan menetap di suatu kuil bernama SIAU LIEM SIE atau lebih dikenal nantinya dengan nama Shorinji.
Dalam pengembaraan yang bersifat penyebaran agama ini, Dharma Taishi tak urung mendapatkan ancaman yang bersifat fisik, oleh karena itu dia berpendapat bahwa biksu juga harus melatih ketahanan fisiknya, disamping juga melatih rohaninya.
Oleh karena itu dia menciptakan sebuah bela diri yang dikenal dengan Shorinji Kempo atau Siauw Liem Sie Kung Fu.
Shorinji Kempo sendiri dibawa ke Jepang oleh seorang tentara Jepang bernama So Doshin, yang melarikan diri dari pasukannya, ia tidak sepaham dengan cara-cara penjajahan Jepang, kemudian melarikan diri dari induk pasukannya dan mengembara di daratan Cina.
Dalam pengembaraannya ia bertemu dengan pendeta Budha dan akhirnya ia dibawa ke kuil Siaw Liem Sie, yang sudah diperbaiki oleh penerus-penerus Dharma Taishi.
Di kuil ini Sho Dosin mempelajari ilmu Shorinji Kempo langsung dibawah asuhan Mahaguru ke-20 yaitu WEN TAY SUN.
Karena kesetiaannya dan penguasaannya yang sempurna terhadap Shorinji Kempo, maka Sho Dosin diberi penghargaan tertinggi menjadi Maha Guru ke - 21 dan ia memperoleh ijin untuk meninggalkan kuil Shorinji untuk meneruskan ajarannya di daratan Jepang.
Tahun 1945, Sho Dosin kembali ke Jepang dan membuka DOJO (tempat latihan) tersendiri.
Ia memilih kota TODATSU, yang terletak di propinsi Kagawa di pulau Shikoku, yang kemudian terkenal sebagai pusat Shorinji Kempo.
Banyak sekali yang datang ke DOJO-nya untuk menjadi murid di sana, bukan saja dari daerah sekitarnya tetapi juga dari daerah-daerah lainnya, bahkan dari luar Jepang (terutama mahasiswa asing yang belajar di Jepang).
Sho Dosin menggembleng murid-muridnya dengan disiplin yang keras seperti yang dialaminya sendiri. Namun di balik penggemblengan fisik dan mental itu, Guru Besar Shorinji Kempo ini tetap menempatkan seni beladiri ini sebagia pengayom hati dan jiwa dengan penuh rasa damai dan welas asih bagi para pengikutnya.
Sebab itulah lambang organisasi Shorinji Kempo menggunakan lambang agama Budha, yaitu "Manji" , semacam tanda swastika yang berputar ke kiri, yang berarti "kasih sayang dan kekuatan" yang sesuai dengan doktrin Shorinji.

Sabtu, 17 Januari 2009

PeNgAlAmAn 1

Pengalam pertama ikut kegiatan ini she Cuma iseng duank,, ya.. pengen ngisi waktu geto timbang bĂȘte di rumah… hehe,, !!! ya awalnya saya kira membosankan coz… kyanya seriuzzz amat,, so jadi ngeri ndri… lama” yang asyik juga ternyata ada pak widodo yang memandu geto… awalnya canda”nya garing gak buat saya ketawa…. Eh,, lama” ketawa juga hehehe…. Gi pula bapak kayanya punya banyak pengalaman geto tentang internet so…. Seru geto,, ya jadi saya lebih mengetahui lebih dalam tentang computer bgitu juga internet… heheh,, gepula banyak temen” baru ya walau ada yang masih smp … tapi saya salut mereka berani getoo… kaya mau perang aja.. hehe,, ya bisa kenalan lah ge pula ada smp saya yang tercinta SMP 3,, so bisa nostalgia geto… katro baget ya… hehe,, ya pkknya seru deh… mana selama liburan jadi gak bĂȘte geto…… ya mungkin tuch aja coz bingung ceh,, alx masih banyak tapi binun apa yang ,mau diceritain…. Pkknya uenak deh ikut pelatihan neh… suer deh gak booong… hehehe